Wednesday, 10 February 2016

Free Download Biodata (CV) dan Surat Lamaran Kerja

Surat Lamaran Kerja dan CV




          Surat lamaran pekerjaan adalah surat permohonan dari orang yang membutuhkan pekerjaan atau jabatan. Isi surat lamaran kerja tentu saja adalah keinginan pelamar untuk bekerja pada badan atau perusahaan. Lazimnya surat lamaran dilampiri daftar riwayat hidup atau sering disebut Curriculum Vitae (CV) yang memuat infprmasi mengenai latar belakang pendidikan dan keahlian yang dimiliki oleh pelamar serta (jika ada) pengalaman kerja sebelumnya. Informasi iilah yang menjadi salah satu bahan pertimbangan utama begi perusahaan memutuskan diterima atau tidaknya pelamar.

Berikut merupakan contoh surat lamaran kerja dan CV yang bisa sobat download, untuk CV memiliki format publisher agar lebih menarik dan efisien, sehingga nantinya dapat di save as dalam bentuk pdf atau word dengan mengubah file save as type pada kolom bawah nama file.. Semoga bermanfaat.. :) :)



Tuesday, 9 February 2016

Metode Ekstraksi Pektin Kulit Pisang (Musa paradisiaca) dengan Metode Microwave Assisted Extraction

BAHAN DAN METODE


Alat dan Bahan
           Alat yang digunakan untuk ekstraksi pektin adalah ayakan 40 mesh, blender (“Cosmos”), neraca analitik (“Denver Instrument M-310”), microwave (“Electrolux”, 2450 MHz, max 800 Watt), oven (”Memmert U.30”), magnetic stirrer, toples, kain saring, alumunium foil, dan peralatan glassware. Alat yang digunakan untuk analisa pada penelitian ini yaitu peralatan glassware, pipet tetes, pipet ukur (“Pyrex”), spatula, alat titrasi (“Pyrex”), bola hisap, oven (”Memmert U.30”), muffle fumance (“Thermolyne”), dan pH meter (“Ezido”).
             Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah pisang diambil dari beberapa pedagang pisang kipas dan pisang molen di Kota Malang. Kulit yang dipilih adalah varietas Pisang Raja dengan tingkat kematangan sedang, bebas dari kerusakan (segar) dan berwarna kuning. Bahan kimia yang digunakan diantaranya asam sitrat, aquades, dan ethanol teknis 96%, phenol red, NaCl.

Rancangan Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan dua faktor. Faktor 1 adalah lama ekstraksi yang terdiri atas 3 level (5, 10, dan 15 menit) dan faktor 2 adalah rasio bahan : pelarut yang terdiri atas 3 level (1:10, 1:20, dan 1:30 (b/v)), pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 kali satuan percobaan.

Pelaksanaan Penelitian
Pembuatan bubuk limbah kulit pisang :
  1. Limbah kulit pisang yang baru didapat disortasi dan dicuci.
  2. Dipotong kecil – kecil dan dikukus selama 10 menit, pengukusan bertujuan untuk melunakkan jaringan sel kulit pisang.
  3. Penirisan dilakukan untuk mengurangi sejumlah air yang masih tertahan dalam bahan.
  4. Limbah kulit pisang kemudian dikeringkan dengan pengering kabinet pada suhu 650C ±20C selama 24 jam.
  5. Kulit yang telah kering kemudian diblender hingga halus dan diayak dengan ayakan 40 mesh, setelah itu dihitung kadar air lalu disimpan dalam toples gelap sampai siap untuk diekstraksi.

Ekstraksi Pektin dengan metode MAE :
  1. Bubuk kulit ditimbang 10 gram, dimasukkan dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan pelarut aquades – asam sitrat (b/v)) dengan volume sesuai rancangan percobaan (1:10, 1:20, 1:30 (b/v)). Nilai pH pelarut tersebut pada berbagai rasio larutan disamakan yaitu berkisar 1,5.
  2. Erlenmeyer diletakkan di atas magnetic stirrer selama 15 menit untuk memberi lama penetrasi pelarut ke dalam bahan.
  3. Erlenmeyer kemudian dimasukkan dalam microwave oven dengan daya diatur 240 watt, lama ekstraksi diatur sesuai rancangan percobaan (5, 10, dan 15 menit).
  4. Supernatan dilewatkan pada kain saring sehingga diperoleh filtrat bebas ampas.
  5. Supernatan diendapkan dengan ethanol 95% dengan jumlah volume yang sama dengan supernatan. Pengendapan dilakukan selama 2 jam.
  6. Pektin yang terkoagulasi disaring menggunakan kain saring.
  7. Pektin dicuci menggunakan alkohol 70%.
  8. Pektin basah dilewatkan kertas saring kemudian dikeringkan pada suhu 55 C ±2C selama 12 jam dengan menggunakan oven dan dihaluskan.
  9. Bubuk pektin disimpan dalam botol gelap pada suhu 40 C sampai siap dianalisa.

Baca selengkpanya pada artikel di bawah ini :
http://downloads.ziddu.com/download/25222389/11_JURNAL_EKSTRAKSI_PEKTIN_KULIT_PISANG_.pdf.html
Semoga Bermanfaat... :) :)

EKSTRAKSI PEKTIN KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN METODE MICROWAVE ASSISTED EXTRACTION

EKSTRAKSI PEKTIN KULIT PISANG (Musa paradisiaca)
DENGAN METODE MICROWAVE ASSISTED EXTRACTION

           Tanaman pisang (Musa paradisiaca) merupakan tanaman penghasil buah yang banyak terdapat di Indonesia. Berdasarkan cara mengkonsumsinya pisang dikelompok-kan dalam dua golongan yaitu banana dan plantain. Banana adalah pisang yang lebih sering dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah matang. Sedangkan plantain adalah pisang yang dikonsumsi setelah diolah menjadi produk makanan lain seperti keripik pisang, sale pisang, selai pisang, pisang goreng dan lain sebagainya (Ramada, 2008). Pemanfaatan buah pisang yang besar untuk berbagai jenis makanan, akan menghasilkan limbah berupa kulit pisang. Kulit pisang merupakan buangan yang cukup banyak jumlahnya dikarenakan jumlah bobot kulit pisang 40% dari buahnya (Tchobanoglous.dkk, 2003). Selama ini banyak masyarakat yang hanya memanfaatkan kulit pisang sebagai campuran pakan ternak dan pupuk meskipun sebenarnya kulit pisang memiliki potensi lain untuk dikembangkan, misalnya sebagai bahan baku pembuatan bubuk pektin.
          Pektin merupakan polisakarida kompleks yang bersifat asam yang terdapat dalam jumlah yang bervariasi, terdistribusi secara luas dalam jaringan tanaman. Secara umum pektin terdapat di dalam dinding sel primer, khususnya di sela-sela antara selulosa dan hemiselulosa (Hasbullah, 2001). Dalam jaringan tanaman pektin berada sebagai protopektin yang bersifat tidak larut dalam air karena berada sebagai garam kalsium dan magnesium (Sulihono, dkk., 2012). 
           Penggunaan asam dalam ekstraksi pektin adalah untuk menghidrolisis protopektin menjadi pektin yang larut dalam air ataupun membebaskan pektin dari ikatan dengan senyawa lain, misalnya selulosa (Tarigan, dkk., 2012). Penggunaan pektin yang paling umum adalah sebagai bahan perekat/pengental (gelling agent) pada selai dan jelly. Pemanfaatannya sekarang meluas sebagai bahan pengisi, komponen permen, serta sebagai stabiliser emulsi untuk jus buah dan minuman dari susu, juga sebagai sumber serat dalam makanan (Berry dan Ahda, 2006). 
           Ekstraksi konvensional untuk mengambil senyawa pektin memakan waktu lama dan melibatkan jumlah pelarut yang banyak. Untuk itu diperlukan teknik ekstraksi yang lebih efisien dalam mengekstrak pektin, salah satunya dengan MAE (Microwave Assisted Extraction). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yaitu lama ekstraksi (5, 10, 15 menit) dan rasio bahan:pelarut (1:10, 1:20, 1:30 b/v). Perlakuan terbaik didapat dengan kombinasi rasio 1:20 serta lama ekstraksi 15 menit. Karakteristik pektin dari perlakuan terbaik yaitu rendemen 14,97%, %, kadar air 10,84%, kadar abu 4%, berat ekuivalen 775,33 , kadar metoksil 9,52% , dan kadar galaturonat 77,75%. 


Baca selengkapnya pada artikel di bawah ini :